Sidoarjo - Tidak semua organisasi, perkumpulan, lembaga Islam yang dilahirkan, dapat bertahan hingga 100 tahun, apalagi organisasi yang didirikan tersebut dapat tumbuh dan berkembang dalam kiprah dan hidmatnya secara konsisten hingga mencapai satu abad.
Syukur Alhamdulillah Nahdlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H (bertepatan dengan 31 januari 1926) hingga saat ini tanggal 16 Rajab 1444 H/7 (bertepatan dengan Pebruari 2023) telah sampai satu abad.
Dalam kurun 100 tahun tersebut kiprah dan khidmahnya kepada umat, bangsa, negara dan secara khusus atas keberlangsungan Islam ahlussunah waljamaah di Indonesia sangat nampak.
Di moment satu abad ini menjadi penting untuk kita sebagai jamiyyah dan jamaah syukurinya disamping juga menjadi momentum untuk melakukan evaluasi sekaligus mengambil pelajaran dari sejarah panjang 100 tahun yang telah dilalui Nahdlatul Ulama tersebut untuk menyiapkan abad kedua dengan prinsip al-muhafadhah 'alal qadim al-shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah yang artinya memelihara yang lama yang masih baik dan mengambil yang baru yang lebih baik.
Lalu konsep al-ishlah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah, sebagai upaya perbaikan terus menerus dalam segala hal ke arah yang lebih baik, atau yang sering di sebut sebagai continual improvement.
Dalam konteks Nahdlatul Ulama Kota Bekasi dalam mengisi awal di abad ke dua masih sangat relepan untuk terus memperkuat dakwah Ahlusunnah Waljamaah Nahdliyyah.
Ahlussunah waljamaah sebagai kelompok an-Najiyah (kelompok yang selamat). yang mendasari pada Al-Qur'an dan As-sunnah sebagai sumber primer dan juga kepada sumber-sumber sekunder yang mengacu pada Al-Qur'an dan As-sunnah seperti ijma' dan qiyas.
Nahdlatul Ulama dalam bidang fiqih mengikuti salah satu dari mazhab empat, yaitu mazhab Imam Abu Hanifah, mazhab Imam Malik ibn Anas, mazhab Imam Muhammad bin Idris as-Syafii dan mazhab Imam Ahmad bin Hanbal.
Di bidang akidah mengikuti mazhab Imam Abul Hasan al-Asy'ari dan mazhab Imam Abu Manshur al-Maturidi. Sedangkan untuk di bidang akhlaq/tasawuf mengikuti mazhab Imam al-Junaid al-Baghdadi dan mazhab Imam Abu Hamid al-Ghazali.
Nahdlatul ulama Kota Bekasi juga masih perlu terus mensyiarkan prinsip agar di pegang erat oleh jama’ahnya tawassuth (sikap tengah-tengah) tawazun (seimbang), I'tidal (tegak lurus) tasamuh (toleransi).
Kita berharap di Abad Kedua Nahdlatul Ulama Kota Bekasi terus bererak untuk mewujudkan Mabadi Khaira Ummah yang merupakan langkah awal pembentukan “umat terbaik” yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar makruf nahi mungkar yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU karena kedua sendi mutlak diperlukan untuk menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridlai Allah.
Narasumber:
H. Ayi Nurdin, SH
Khatib PCNU Kota Bekasi
Sidoarjo 7 Februari 2023
